Senin, 18 September 2017

Lagu Papua Yamko Rambe Tutup Bulan Budaya Lombok Sumbawa

     Agen Poker Online, Mataram - Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar acara penutupan Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) 2017, pada Sabtu malam, 16 September lalu. Pada gelaran tersebut, lagu daerah Papua, "Yamko Rambe", dinyanyikan.

     Lagu yang hingga saat ini belum diketahui penciptanya tersebut dilantunkan dua penyanyi lokal. Mendadak sontak, para undangan yang hadir bersorak ria sambil mendengar alunan lagu yang bernuansa kegembiraan tersebut. "Keren lagunya, ya," ucap salah seorang pengunjung.


     Agen Poker, Namun, banyak yang tidak mengetahui makna tersirat dari lagu "Yamko Rambe" yang alunan iramanya terkesan penuh kegembiraan dan kesenangan itu.

     Yamko Rambe adalah judul lagu daerah yang berasal dari Provinsi Papua. Meskipun irama lagu ini menggambarkan kesan menyenangkan, sebenarnya arti dari syairnya berisi tentang kesedihan akibat peperangan. Terutama, pertikaian dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap para penjajah yang terjadi sebelum tahun 1945.

     Adapun Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) adalah sebuah ajang tahunan yang digelar di NTB. Ajang tersebut berlangsung selama sebulan penuh dengan menampilkan berbagai festival seperti Festival Moyo.

Festival kuliner Gratis
     Agen Domino, Sebelumnya, Kementerian Pariwisata menggelar Festival Kuliner Khas Lombok-Sumbawa di halaman Islamic Center, Mataram, NTB. Namun, banyak pengunjung kecewa karena mereka harus membayar makanan. "Katanya yang pakai kupon bisa gratis, tapi saat diminta kuponnya malah habis. Kecewa saya, mas," ujar Dewi, seorang mahasiswa Mataram, pada Sabtu, 16 September 2017.

     Kekecewaan serupa dikemukakan Gerry, warga Mataram. Dia sangat kaget saat berkunjung ke salah satu stan dan mendengar dari penjual makanan bahwa harus membayar makanan yang disajikan tersebut.

     Padahal, dia datang saat pembukaan dan dijanjikan makanan gratis di pagi itu juga. Namun, panitia yang rata-rata diatur oleh Generasi Pesona Indonesia (Genpi) menjanjikan bahwa makanan tersebut akan disajikan gratis pada jam tiga sore. "Apa apaan ini, informasi di brosur gratis 3.000 per porsi makanan. Saya ke sini tadi pagi bilangnya sore, saya kesini sekarang, bilangnya udah habis gratisan tadi pagi. Kita dibohongin sama panitianya," kata Gerry.

     Tak cuma Dewi dan Gerry, kekecewaan akan ketimpangan informasi gratis mencicipi kuliner khas ini juga dirasakan banyak warga lainnya yang menyempatkan datang ke Festival tersebut.

     Terkait ketimpangan informasi tersebut, perwakilan anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Hasanudin, sangat menyayangkan dengan kabar berbeda yang disebar oleh Genpi di media sosial yang menyebut kuliner gratis itu. "Saya mewakili BPPD sangat menyayangkan dengan kejadian itu, informasi ke publik gratis, tapi faktanya tidak. Wajar masyarakat kecewa," kata Hasan.

     Salah seorang panitia Genpi, Siti Khadijah saat dikonfirmasi, berkilah dan mengatakan bahwa setiap peserta yang datang harus menggunakan kupon untuk mendapatkan makanan gratis itu. "Kami buka sesi gratis itu tiga kali sehari, dan buat warga yang ingin makan gratis harus menggunakan kupon, dan kuponnya sudah habis," ujar Khadijah.

     Sedangkan di brosur tak disebutkan tentang kupon, tempat pengambilan, dan waktu pembagian makanan yang disajikan gratis tersebut, Agen Domino Online.